You are currently viewing Berbagai Jenis Psikotes Kerja yang Perlu Kamu Ketahui

Berbagai Jenis Psikotes Kerja yang Perlu Kamu Ketahui

Sebelum lanjut ke tahap interview, biasanya kandidat diminta untuk mengikuti psikotes terlebih dulu. Hal ini dilakukan untuk mengenal dan melihat kecocokan dari sisi kemampuan serta kepribadian kandidat dengan posisi yang dibutuhkan perusahaan.

Setiap perusahaan memiliki psikotes kerja yang berbeda-beda. Sebab, ada berbagai macam psikotes yang biasa digunakan perekrut dalam mencari kandidat yang tepat. Berikut ini beberapa jenis psikotes kerja yang umum diikuti para kandidat.

  1. The Caliper Profile

Tes ini mengukur bagaimana ciri kepribadian seseorang berkorelasi dengan kinerjanya. Tes ini juga terdiri dari beberapa jenis pertanyaan yang membuat kandidat harus memutuskan pernyataan mana yang paling sesuai dari sudut pandang mereka.

  1. DiSC

Jenis tes yang satu ini untuk mengukur sifat utama seorang pelamar kerja berdasarkan empat tipe kepribadian yaitu, Dominant (D), Influential (I), Steady (S), dan Compliant (C). Perusahaan biasanya menggunakan psikotes ini untuk memahami gaya perilaku professional karyawan dan kemampuannya dalam bekerja sebagai tim.

  1. MBTI

MBTI atau Myers-Briggs Type Indicator adalah salah satu jenis psikotes yang sering digunakan perusahaan. Tes rekrutmen MBTI ini dirancang untuk melihat preferensi seseorang dalam mengambil keputusan dan memandang suatu, seperti kehidupan pribadi, pekerjaan, hingga gaya memimpin seseorang.

  1. The Big Five

Jenis psikotes The Big Five digunakan untuk melihat kecocokan kandidat terhadap suatu posisi dengan melihat hal apa yang memotivasi karyawan dan bagaimana cara mereka merespon situasi di tempat kerja.

  1. EPPS

Tes EPPS atau Edward Personal Preference Schedule ini biasanya terdiri dari 225 pernyataan berpasangan untuk mengidentifikasi dan mengukur kandidat dalam beberapa sekala. Misalnya achievement (kemampuan dalam melakukan tugas dengan baik), dominance (kemampuan memimpin), change (kemampuan mengalami hal-hal yang baru), dan otonomi (kebutuhan untuk bebas dari tanggung jawab).