Perusahaan akan melakukan banyak rekrutmen karyawan baru untuk mengincar pertumbuhan. Tapi, sayangnya, perusahaan tidak bisa melakukan hal tersebut setiap saat. Ada saatnya situasi memaksa perusahaan untuk memotong biaya operasional. Contohnya dengan berhenti merekrut karyawan.
Kondisi berhenti merekrut karyawan ini disebut juga dengan hiring freeze. Lalu, seperti apa pengertiannya?
Hiring freeze adalah suatu momen ketika perusahaan berhenti melakukan rekrutmen karyawan baru. Cara seperti ini biasanya diambil ketika perusahaan harus menghemat biaya operasionalnya, namun juga tidak ingin memberhentikan karyawannya.
Meski begitu, hiring freeze ini bukan berarti perusahaan berhenti merekrut sepenuhnya juga. Bisa saja mereka tetap melakukan rekrutmen untuk mengisi posisi-posisi penting. Tapi, berhenti merekrut kandidat untuk posisi yang dianggap kurang penting.
Bagaimana pun juga, perusahaan bakal terus meng-hire karyawan baru untuk mengincar pertumbuhan bisnis. Akan tetapi, ada situasi tertentu juga yang membuat perusahaan tidak punya pilihan lain selain menerapkan hiring freeze.
Ada beberapa penyebab perusahaan melakukan hiring freeze, seperti masalah finansial perusahaan, kondisi negara atau global yang tidak baik, biaya rekrutmen yang telah terlewati, dan persiapan restrukturisasi.
Hiring freeze memang dilakukan untuk kebaikan perusahaan, tetapi cara ini juga memiliki dampak negatif bagi karyawan.
Dengan membiarkan posisi tertentu kosong, karyawan akan bertanggung jawab untuk mengerjakan tugas pada posisi tersebut. Kalau karyawan punya tambahan pekerjaan, mereka bisa mengalami kebingungan hingga akhirnya bisa menurunkan produktivitas mereka.
Dalam mengatasi hal ini, perusahaan dapat membagi tugas posisi yang kosong tak cuma untuk satu karyawan saja, tetapi beberapa karyawan. Bila karyawan tidak mampu dengan beban tugas yang diberikan, maka menggunakan jasa freelance dapat menjadi salah satu alternatif lainnya.