Quiet quitting (QQ) atau keluar dari pekerjaan tanpa memberitahu secara terang-terangan dapat memberikan dampak negatif pada perusahaan, khususnya dalam hal produktivitas dan kestabilan organisasi.
Pada dasarnya beberapa faktor pemicu munculnya QQ beberapa diantaranya adalah adanya ketidakpuasan, kehilangan motivasi, konflik dalam lingkungan kerja, sampai dengan tawaran yang lebih baik.
Tidak memberi tahu atasan atau tim tentang keputusan untuk berhenti dapat menciptakan ketidakpastian dan ketidaknyamanan dalam lingkungan kerja. Hal ini juga dapat mempengaruhi reputasi dan hubungan profesional seseorang di masa depan.
Sebagai gantinya, sebaiknya karyawan memberi tahu atasan atau tim tentang keputusan mereka untuk berhenti secara langsung dan profesional. Dalam situasi ini, HRD dapat membantu dalam proses pengunduran diri karyawan dengan memberikan arahan dan prosedur yang jelas dan membantu untuk memastikan proses keluar dari perusahaan berjalan lancar dan profesional.
HRD dapat melakukan beberapa hal untuk menghindari terjadinya quiet quitting, antara lain:
- Meningkatkan komunikasi.
HRD harus memastikan bahwa ada saluran komunikasi yang baik antara karyawan dan manajemen. Karyawan harus merasa nyaman untuk berbicara dengan atasan mereka tentang kekhawatiran atau masalah yang mereka hadapi.
- Memberikan umpan balik.
HRD harus memberikan umpan balik secara teratur kepada karyawan tentang pekerjaan mereka dan memberi tahu mereka di mana mereka harus meningkatkan kinerja mereka. Ini dapat membantu mencegah kekecewaan atau ketidakpuasan yang mungkin mendorong karyawan untuk keluar dari perusahaan secara diam-diam.
- Meningkatkan kepuasan kerja.
HRD dapat memastikan bahwa karyawan merasa puas dengan pekerjaan mereka dengan memberikan kesempatan untuk pengembangan karir, pelatihan dan pengembangan, serta program kesejahteraan karyawan.
- Mengidentifikasi masalah dengan cepat.
HRD harus mencari tanda-tanda yang menunjukkan bahwa karyawan tidak bahagia atau tidak puas dengan pekerjaan mereka. Jika ada masalah, HRD harus mencoba untuk menyelesaikan masalah tersebut secepat mungkin sebelum karyawan memutuskan untuk keluar secara diam-diam.
Untuk menghindari terjadinya quiet quitting, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang terbuka dan ramah, mengajak karyawan untuk memberikan umpan balik secara teratur, memberikan pengakuan atas kontribusi karyawan, memberikan kesempatan untuk berkembang, dan memperhatikan kesejahteraan karyawan secara menyeluruh.
Selain itu, manajer dan atasan perlu menciptakan komunikasi yang baik dengan karyawan untuk menyelesaikan masalah sebelum menjadi lebih buruk.