Penilaian kinerja dapat menjadi salah satu faktor motivasi bagi karyawan. Dengan mengetahui bagaimana kinerjanya dinilai oleh atasan atau perusahaan, karyawan dapat memperbaiki kinerjanya dan mengembangkan potensi diri untuk mencapai target yang ditetapkan.
Selain itu, penilaian kinerja yang dilakukan secara objektif dan adil dapat memberikan pengakuan atas kerja keras dan kontribusi yang diberikan oleh karyawan, sehingga karyawan merasa dihargai dan diapresiasi. Hal ini dapat meningkatkan motivasi dan komitmen karyawan terhadap perusahaan.
Pada umumnya penilaian kinerja karyawan didasarkan dari target yang dibebakan, kedisiplinan, kualitas kerja bahkan juga bisa didasarkan pada pencapaian perusahaan. Beberapa meteode penilaian kinerja karyawan yang juga umum digunakan di perusahaan antara lain:
- Penilaian kinerja oleh atasan langsung.
Penilaian dilakukan oleh atasan langsung karyawan berdasarkan pengamatan langsung terhadap kinerja karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
- Penilaian kinerja oleh rekan kerja.
Penilaian dilakukan oleh rekan kerja karyawan yang bekerja satu tim atau satu departemen dengan karyawan yang dinilai.
- Penilaian kinerja oleh bawahan.
Penilaian dilakukan oleh bawahan karyawan terhadap kinerja atasan langsungnya, yang sering disebut sebagai 360-degree feedback.
- Penilaian kinerja sendiri.
Karyawan menilai kinerjanya sendiri dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
- Penilaian kinerja berbasis objektif.
Penilaian kinerja dilakukan berdasarkan pencapaian target atau hasil kerja yang telah ditetapkan secara objektif.
- Penilaian kinerja berbasis perilaku.
Penilaian kinerja dilakukan berdasarkan perilaku atau sikap karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, seperti kerjasama, inisiatif, kepemimpinan, dan lain sebagainya.
Setiap tipe penilaian kinerja memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pemilihan tipe penilaian kinerja harus disesuaikan dengan tujuan penilaian, sifat pekerjaan, dan budaya organisasi yang diterapkan di perusahaan.
Namun, penilaian kinerja juga dapat memicu rasa tidak nyaman atau tidak adil jika tidak dilakukan dengan benar. Oleh karena itu, penting bagi HRD atau atasan untuk memastikan bahwa penilaian kinerja dilakukan dengan obyektif dan adil, serta memberikan feedback dan pengembangan yang jelas kepada karyawan.