You are currently viewing Penyesuaian Alloplastis Dan Autoplastis Dalam Bekerja

Penyesuaian Alloplastis Dan Autoplastis Dalam Bekerja

Bersikap alloplastis dan autoplastis adalah dua pendekatan yang dapat diterapkan dalam bekerja untuk menghadapi tantangan dan perubahan. Dua pendekatan ini dibutuhkan dan perlu dilakukan untuk menyeimbangkan pola kerja sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan.

  1. Bersikap Alloplastis. Pendekatan alloplastis mengacu pada kemampuan untuk mengubah atau menyesuaikan lingkungan eksternal untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Berikut adalah beberapa cara untuk bersikap alloplastis dalam bekerja:

  • Fleksibel: Bersikap terbuka terhadap perubahan dan siap untuk mengadaptasi diri dengan cepat dalam menghadapi situasi baru.
  • Proaktif: Mengambil inisiatif untuk mencari solusi, mengatasi hambatan, dan mengubah kondisi yang tidak sesuai agar lebih sesuai dengan kebutuhan dan tujuan.
  • Kolaboratif: Bekerja secara efektif dengan tim dan rekan kerja untuk mencapai hasil yang diinginkan. Mencari perspektif dan masukan dari orang lain dalam menghadapi tantangan.
  • Kreatif: Mengembangkan ide-ide baru dan solusi yang inovatif untuk mengatasi hambatan atau situasi yang kompleks. Melihat peluang dalam perubahan dan mencari cara untuk memanfaatkannya.
  • Belajar terus-menerus: Menganggap perubahan sebagai peluang untuk belajar dan berkembang. Bersedia mengambil peluang pelatihan atau pengembangan diri untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan.
  1. Bersikap Autoplastis. Pendekatan autoplastis berfokus pada kemampuan individu untuk beradaptasi dengan tantangan dan perubahan dengan mengubah diri sendiri.

Berikut adalah beberapa cara untuk bersikap autoplastis dalam bekerja:

  • Refleksi diri: Mengenali kekuatan dan kelemahan diri serta memahami cara berpikir, nilai, dan sikap yang dapat mempengaruhi kinerja. Menggunakan pemahaman ini untuk mengembangkan diri sendiri.
  • Pengembangan diri: Mencari kesempatan untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan kompetensi pribadi. Melakukan pembelajaran mandiri, membaca buku, mengikuti kursus, atau bekerja dengan mentor.
  • Mengelola emosi: Menjaga keseimbangan emosional dan mengelola stres dalam menghadapi tantangan. Mengembangkan keterampilan mengatasi tekanan dan membangun ketahanan mental.
  • Menghadapi hambatan: Melihat hambatan atau kegagalan sebagai kesempatan untuk belajar dan tumbuh. Mengambil tanggung jawab atas kesalahan dan mencari cara untuk memperbaiki diri.
  • Mempertahankan motivasi: Memiliki motivasi intrinsik yang tinggi dan mempertahankan semangat yang kuat dalam mencapai tujuan. Menciptakan visi pribadi yang jelas dan memotivasi diri sendiri untuk mencapainya.

Dalam bekerja, penting untuk memiliki keseimbangan antara sikap alloplastis dan autoplastis. Kemampuan untuk mengubah lingkungan dan mengubah diri sendiri akan membantu Anda menghadapi tantangan dengan lebih efektif dan mencapai target yang telat ditetapkan oleh perusahaan.