Career break atau masa cuti karir merujuk pada periode ketika seseorang mengambil waktu untuk berhenti bekerja atau meninggalkan karir mereka untuk beberapa alasan tertentu.
Fenomena ini semakin umum terjadi di dunia kerja saat ini, karena banyak individu menghadapi situasi atau peristiwa yang memerlukan waktu dan perhatian ekstra, seperti merawat keluarga, menyelesaikan pendidikan, atau mengatasi masalah kesehatan.
Beberapa fenomena yang terkait dengan career break antara lain:
- Peran Perempuan dalam Karir: Career break sering kali terkait dengan perempuan yang memutuskan untuk mengambil cuti untuk merawat anak atau anggota keluarga lainnya. Hal ini juga bisa terjadi karena tantangan dalam mencapai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
- Peningkatan Kesadaran tentang Kesehatan Mental: Banyak orang yang mengambil career break untuk mengatasi masalah kesehatan mental, seperti kelelahan, stres, atau kecemasan. Career break memberi mereka waktu untuk pulih dan mendapatkan dukungan yang dibutuhkan.
- Pengembangan Diri: Beberapa individu mengambil career break untuk mengejar pendidikan lebih lanjut atau mengembangkan keterampilan baru. Mereka bisa saja mengambil kursus, pelatihan, atau magang untuk meningkatkan kompetensi mereka dalam karir tertentu.
- Pindah Pekerjaan atau Industri: Ada juga yang memanfaatkan career break untuk berpindah dari pekerjaan atau industri yang mereka tekuni sebelumnya. Hal ini terjadi karena perubahan minat atau tujuan karir.
- Faktor Eksternal: Beberapa career break bisa disebabkan oleh faktor eksternal seperti situasi perekonomian, perubahan regulasi, atau restrukturisasi perusahaan.
Menjelaskan karir break dengan jujur dan positif merupakan kunci dalam menjawab pertanyaan tentang masa cuti karir saat wawancara kerja. Berikut adalah beberapa tips untuk menjawab pertanyaan tersebut:
- Jujur dan Terbuka: Jelaskan dengan jujur alasan di balik karir break Anda. Bisa karena alasan pribadi seperti merawat keluarga, menyusul pendidikan lebih lanjut, atau mencari kesempatan baru untuk berkontribusi pada karir Anda.
- Fokus pada Pengalaman Positif: Jangan fokus pada alasan negatif atau kesulitan selama karir break. Alihkan perhatian pada pengalaman positif yang telah Anda dapatkan selama masa cuti karir, seperti mengembangkan keterampilan baru, mengambil pelatihan, atau melakukan pekerjaan sukarela.
- Hubungkan dengan Pekerjaan yang Dilamar: Jelaskan bagaimana karir break Anda telah mempersiapkan Anda untuk peran yang Anda lamar saat ini. Misalnya, jika Anda telah melakukan pelatihan yang relevan atau memiliki pengalaman yang relevan selama masa cuti karir, sampaikan hal tersebut.
- Tunjukkan Kesiapan dan Motivasi: Pastikan untuk menunjukkan kesiapan Anda untuk kembali bekerja dengan semangat dan motivasi. Jelaskan bahwa Anda siap untuk berkontribusi dan memberikan yang terbaik dalam peran yang Anda lamar.
- Hindari Menyalahkan Orang Lain: Hindari menyalahkan orang lain atau lingkungan sekitar sebagai alasan untuk karir break Anda. Tetap fokus pada peran Anda dalam keputusan tersebut dan bagaimana Anda telah tumbuh dari pengalaman tersebut.
Contoh Jawaban: “Saya mengambil karir break selama beberapa tahun untuk fokus pada peran sebagai ibu rumah tangga dan merawat keluarga. Selama masa cuti karir, saya juga mengambil beberapa pelatihan dan mengembangkan keterampilan dalam pemasaran digital. Saya merasa siap untuk kembali bekerja dan berkontribusi dengan pengalaman dan keterampilan yang telah saya peroleh selama karir break saya. Saya sangat tertarik dengan peluang ini dan yakin bahwa saya dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan ini.”
Meskipun career break bisa memberikan manfaat, namun juga bisa menimbulkan tantangan. Salah satunya adalah adanya stigma negatif dari pihak perekrut atau pengusaha terhadap kandidat yang mengalami career break. Beberapa perekrut mungkin menganggap bahwa masa cuti karir mengurangi kompetensi seseorang atau mengurangi motivasi untuk bekerja.
Career break bisa memberikan banyak manfaat bagi individu, seperti kesempatan untuk beristirahat, mengembangkan keterampilan baru, atau mengejar minat pribadi. Bagi perusahaan, mereka juga bisa mendapatkan karyawan yang lebih berpengalaman dan berwawasan luas setelah mengambil career break.
Perusahaan juga bisa meningkatkan dukungan untuk karyawan yang mengalami career break, seperti dengan mengadopsi program re-onboarding atau memberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan dan pengembangan selama masa cuti karir. Dengan begitu, career break dapat dilihat sebagai kesempatan untuk pertumbuhan dan pengembangan yang positif bagi individu dan perusahaan.