Quiet Firing
Ilustrasi quiet firing/jobs.washingtonpost.com

Ternyata ada Fenomena Quiet Firing dan Bagaimana Mengatasinya?

Istilah quiet firing sempat menjadi tren para pekerja di media sosial. Bagi yang belum tahu, quiet firing artinya pemecatan yang dilakukan secara diam-diam. Fenomena ini ternyata juga sudah lama terjadi.

Quiet firing bisa juga disebut sebagai tindakan mengabaikan pekerja secara perlahan, sehingga membuat mereka akan berhenti dengan sendirinya. Menurut Bonnie Dilber, pemecatan karyawan diam-diam ini dilakukan dengan berbagai cara.

Contohnya, memberi karyawan pekerjaan ekstra, tidak memberi feedback atau pujian, tidak ada kenaikan gaji, hingga membatalkan pertemuan yang sudah seharusnya terjadi.

Pekerja yang mengalami fenomena quiet firing ini berarti dikeluarkan dari proyek perusahaan yang diinginkan. Selain itu, mereka juga tidak bisa mengikuti perkembangan terbaru dari pekerjaan yang dijalani.

Dampak pada karyawan yang mengalami quiet firing adalah merasa tidak kompeten, terisolasi, tidak dihargai, sehingga berujung mengambil keputusan untuk resign.

Sementara, dari sisi perusahaan, fenomena ini justru membawa sejumlah manfaat, yang mana salah satunya tidak harus memikirkan kompensasi atau pesangon yang seharusnya diberikan ketika memecat karyawan.

Penyebab quiet firing

Melansir Bloomberg, psikolog industri, Ella Washington mengatakan, quiet firing dapat terjadi dikarenakan sebagian besar manajer tidak paham mengenai umpan balik apa yang diharapkan dari bawahannya.

Di samping itu, fenomena pemecatan secara diam-diam ini juga bisa terjadi karena manajer yang tidak membangun hubungan dengan anggota tim. Hal tersebut akhirnya membuat pemimpin memandang bawahannya dengan hal ekstra apa yang harus dilakukan, bukan inti dari pekerjaan mereka.

Menurut penelitian terbaru yang dilakukan perusahaan konsultan asal Amerika, McKinsey & Co, minimnya kesempatan untuk mengembangkan karir menjadi alasan utama seseorang untuk berhenti dari pekerjaannya.

Faktor lain yang menjadi penyebab quiet firing adalah ketidakpedulian para pemimpin dan tidak memberikan karyawannya inspirasi dalam bekerja, serta fleksibilitas pekerjaan.

Cara mengatasi quiet firing

Jika kamu merasa mengalami quiet firing, langkah awal yang harus kamu lakukan adalah menyelesaikan konflik secara langsung. Sebaiknya, berbicaralah dengan manajer divisimu. Setelah itu kamu akan tahu apakah perubahan akan terjadi di kantormu atau malah sebaliknya.

Apabila berbicara dengan manajer divisi sudah dilakukan dan tidak berhasil, kamu bisa berbicara dengan atasan yang lebih tinggi darinya. Sebab, manajer divisimu mungkin juga merasakan hal yang sama. Inilah yang menjadi alasan kenapa atasanmu tidak memberi feedback dan perhatian yang berhak kamu dapatkan.

Merasa sulit berkomunikasi? Kamu bisa mencari kelompok pekerja atau serikat pekerja yang dapat membantu kamu dalam menyampaikan pendapat kepada otoritas yang tepat. Cara ini juga membantu kamu untuk memahami hak-hak sebagai karyawan supaya tidak dieksploitasi.

Fenomena quiet firing menuntut kita untuk selalu mengevaluasi diri supaya menjadi lebih baik lagi. Yang terpenting, kita juga perlu memahami hak-hak kita sebagai karyawan.