Lingkungan kerja yang toxic tentu akan membuat orang merasa tidak nyaman dan tidak betah saat bekerja. Lingkungan kantor yang toxic juga dapat memengaruhi employer branding dari suatu perusahaan apabila dibiarkan begitu saja.
Ada sejumlah ciri lingkungan kerja toxic yang perlu kamu ketahui dan hindari, salah satunya adalah beban kerja yang berlebih. Berikut ciri-ciri lingkungan kerja yang toxic.
- Atasan yang terlalu berkuasa
Jika kamu memiliki atasan yang terlalu berkuasa dan tidak mau menerima kritikan, maka kamu sedang berada dalam lingkungan kerja yang toxic. Sebab, atasan dengan sifat narsistik seperti ini akan membuat karyawannya merasa takut untuk menyampaikan pendapat.
Jika kondisi ini dibiarkan secara terus menerus, karyawan pun akan sulit untuk mengembangkan dirinya.
- Diskriminasi
Diskriminasi merupakan salah satu ciri budaya kerja toxic. Salah satu contohnya adalah terlalu membedakan gender atau ras tertentu. Semisal, karyawan pria lebih banyak mendapatkan keuntungan dibandingkan karyawan wanita.
- Persaingan yang tidak sehat
Jika di suatu perusahaan terjadi persaingan yang tak sehat di dalam tim, maka akan membawa dampak yang buruk terhadap suasana kerja. Bahkan, hal ini juga bisa membuat karyawan merasa tidak nyaman hingga memicu stres.
Selain itu, adanya persaingan yang tidak sehat di dalam tim juga berpengaruh terhadap produktivitas karyawan. Maka dari itu, perusahaan harus membuat aturan kerja sebaik mungkin untuk menghindari adanya budaya kerja toxic seperti ini.
- Turnover yang tinggi
Perusahaan dengan turnover yang tinggi tentu menjadi red flag bagi para jobseeker. Penyebab tingginya turnover merupakan sinyal adanya lingkungan kerja yang toxic dalam perusahaan tersebut.
Perlu diketahui, ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi nilai turnover pada suatu perusahaan, yakni motivasi karyawan yang rendah, kurang apresiasi, serta tekanan kerja berlebih.
- Banyak gosip dan rumor
Jika kamu mendapati teman kerjamu yang keseringan bergosip atau menyebarkan rumor, maka bisa jadi tempatmu bekerja termasuk dalam ciri lingkungan kerja yang toxic.
Kondisi ini juga menjadi tanda bahwa adanya hubungan tidak saling menghormati satu sama lain di dalam perusahaan.
- Rendahnya motivasi karyawan
Banyak orang yang mungkin tidak menyadari bahwa rendahnya motivasi karyawan merupakan ciri lingkungan kerja yang toxic. Karena, selain dari kemauan diri sendiri, karyawan juga punya motivasi yang dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal. Contohnya adalah penghargaan dari perusahaan.
Jadi, jika perusahaan tidak memberikan apresiasi atau penghargaan yang maksimal, hal ini akan menurunkan motivasi kerja hingga produktivitas terhadap karyawannya.
Tips menghadapi lingkungan kerja toxic
- Kelola stres dengan cara self healing
Memaksimalkan waktu libur yang kamu miliki dengan self healing dapat mengatasi stres atau burnout.
Self healing adalah proses penyembuhan batin yang dilakukan untuk menjaga kesehatan mental terhadap diri sendiri. Contoh self healing yang bisa kamu lakukan adalah traveling, menonton film, olahraga, menulis jurnal, dan lain sebagainya.
- Buang kebiasaan menggosip
Menghindari kebiasaan menggosip dengan teman kerja merupakan salah satu cara untuk menghadapi lingkungan kerja yang toxic.
Kamu perlu membatasi obrolan yang tidak penting dengan teman kerjamu. Sehingga kamu dapat meningkatkan fokus kamu dalam bekerja.
- Jangan gabungkan pekerjaan dengan kehidupan personal
Cara menghadapi budaya kerja toxic berikutnya adalah memisahkan pekerjaan dengan kehidupan pribadimu. Biasanya, cara seperti ini dilakukan untuk mendapatkan work-life balance.
Jadi, kamu perlu memberi batasan untuk tidak membahas masalah pekerjaan saat sudah pulang ke rumah. Hal tersebut akan membuat kamu merasa lebih siap untuk menghadapi pekerjaan di hari-hari berikutnya.
Lingkungan kerja yang toxic memang membawa pengaruh besar terhadap produktivitas karyawan. Maka dari itu, perlu mental dan fisik yang kuat untuk menghadapinya. Sebagai HRD, penting juga untuk memperhatikan kesejahteraan karyawan supaya perusahaan terhindar dari budaya kerja yang toxic.