Tak hanya untuk umat Muslim saja, lebaran juga menjadi momen bahagia bagi karyawan karena menerima THR (Tunjangan Hari Raya). Di sisi lain, dalam dunia kerja, momen ini juga sering menjadi momen untuk mengawali hal-hal yang baru, termasuk mencari pekerjaan dan karir baru.
Mengutip laporan Sindonews.com, LinkedIn menemukan pekerja yang pindah kantor dan mencari peluang kerja baru di bulan Juli 2018 setelah lebaran mengalami peningkatan. Fenomena yang kerap terjadi dalam dunia kerja ini bisa memberi dampak positif dan juga negatif, baik dari sisi tenaga kerja atau perusahaan.
Dengan adanya fakta tersebut tentu membuat perusahaan perlu memiliki strategi untuk mencegah perpindahan karyawan supaya tidak kehilangan pegawai terbaiknya. Lalu, bagaimana peran HR untuk mencegahnya? Simak penjelasannya berikut ini.
Cara mencegah karyawan resign setelah lebaran
-
Tawarkan gaji yang kompetitif
Kini karyawan sudah sangat mudah untuk mendapatkan informasi terkait upah atau gaji di suatu perusahaan. Mereka bisa mendapatkan informasi tersebut dari penelitian kredibel seperti survei gaji. Jadi, para pekerja bisa membandingkan upah rata-rata dengan rekan-rekan seprofesinya.
Maka dari itu, perusahaan harus menawarkan paket upah yang kompetitif, sehingga ini bisa menjadi cerminan bagaimana perusahaan mengapresiasi setiap individu karyawannya.
-
Membuat rencana sukses karyawan
Tim HR dapat mencegah karyawan yang resign setelah THR lebaran dengan cara menjelaskan prospek pertumbuhan dalam perusahaan. Hal ini tentu membuat karyawan menjadi tertarik. Namun, perusahaan harus memberikan penghargaan kepada karyawannya yang telah bekerja keras.
Dengan cara menghargai karyawan melalui sebuah pengakuan itu sama pentingnya seperti benefit finansial yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan.
-
Membuka komunikasi yang terbuka
Banyak karyawan yang tidak mau memberi tahu perusahaannya terkait keputusan untuk resign. Sementara, ada juga sebagian karyawan yang tidak ingin merusak hubungan dengan perusahaannya, dan bahkan ada juga yang sudah tidak lagi menghargai perusahaannya.
Hal tersebut bisa membuat tingkat retensi perusahaan menjadi tinggi dengan memastikan karyawan tetap nyaman untuk berbagi feedback dan kritik yang membangun dengan manajer. Jadi, sebaiknya perusahaan mendorong karyawannya untuk selalu terbuka.
-
Membangun saluran feedback
Komunikasi yang terbuka adalah strategi yang bisa diterapkan perusahaan untuk mencegah orang-orang terbaiknya yang memutuskan resign. Termasuk juga menciptakan peluang untuk membangun jaringan dan tim di luar kantor.
Langkah ini dapat membantu mengembangkan rasa persahabatan dan loyalitas di antara karyawan. Selain itu, proses penilaian juga bisa dilakukan secara transparan, sehingga kekuatan dan kelemahan karyawan dapat dinilai dengan jelas.
-
Belajar membaca tanda
Dari sekian banyak perusahaan di Asia, 85 persen mengaku dapat memprediksi karyawan mana yang akan mengajukan resign atau mengundurkan diri. Ada tiga tanda yang paling umum terjadi, yakni karyawan terlihat bingung dan menjauh dari lingkungan kerja, menurunnya efisiensi bekerja, hingga penurunan kualitas kerja.
Oleh karena itu, penting untuk perusahaan memahami tanda-tanda karyawan yang sudah merasa tidak bahagia atau menjauh supaya bisa menyelesaikan masalah sejak awal. Tidak hanya bagi karyawan, hal ini juga bisa mencegah karyawan lain terkena dampak negatif dari karyawan lain yang sedang bermasalah. Cara ini juga dapat mencegah terjadinya penurunan produktivitas kerja.
-
Ketahui sumber masalahnya
Tim HR dan manajer perusahaan perlu bekerjasama untuk mencari tahu sumber masalah yang menyebabkan karyawan tidak bahagia. Apabila masalahnya berkaitan dengan pekerjaan, maka perlu menetapkan tujuan baru untuk dapat menciptakan tantangan baru. Cara ini perlu dilakukan karena bisa membuat karyawan merasa tetap dilibatkan, bahagia, dan merasa berguna.
Namun, alasan karyawan yang resign adalah masalah pribadi, maka tim HR dan manajer perlu membangun jalur komunikasi secara terbuka dan jujur untuk membantu karyawan. Bila memungkinkan, maka dampaknya terhadap bisnis jadi lebih sedikit.
-
Cari tahu feedback dari karyawan yang resign
Jika karyawan memang tidak bisa dicegah dan benar-benar ingin resign, perusahaan bisa menggunakan cara dengan memanfaatkan feedback dari karyawan yang telah mengundurkan diri. Feedback bisa diperoleh melalui exit interview atau wawancara yang dilakukan secara formal atau non-formal.
Dengan exit interview, perusahaan bisa mendapatkan feedback secara jujur dan membangun. Bahkan, informasi tersebut dapat bermanfaat bagi perusahaan untuk melakukan perubahan secara signifikan di masa mendatang. Selain itu, cara ini juga berguna untuk mempertahankan kandidat yang lebih baik di waktu yang akan datang.