Seiring berjalannya waktu, kondisi dunia kerja kini mengalami banyak perubahan yang disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya karena pandemi Covid-19 dan banyaknya generasi Z atau Gen Z yang telah masuk ke dalam lingkungan kerja.
Mengutip KarirLab, berdasarkan laporan BPS (Badan Pusat Statistik), jumlah penduduk di Indonesia didominasi oleh Gen Z per tahunnya yang lahir dalam rentang waktu 1997-2012. Tercatat jumlah Gen Z mencapai 75,49 juta jiwa atau 27,94 persen dari total populasi di Indonesia.
Tren di atas menunjukkan bahwa banyak dari Gen Z yang kini mulai terjun ke dunia kerja. Kehadiran mereka membawa angin segar tentunya, dan juga membawa tren kerja yang berbeda.
Gen Z memiliki salah satu keunggulan dalam dunia kerja, yaitu kreatif dalam melihat tren pekerjaan di era digital. Selain itu, Gen Z juga mampu memahami kemajuan teknologi dan lingkup pekerjaan. Terlebih digitalisasi di dunia saat ini turut mengubah tren dan perilaku seseorang, termasuk profesi pekerjaan.
Tren digitalisasi dalam dunia kerja dan suasana non-formal di lingkungan kerja dinilai akan memberikan kenyamanan menjadi beberapa faktor. Hal tersebut menjadi daya tarik bagi Gen Z untuk terjun di dunia kerja.
Karakteristik dan value yang disukai Gen Z di dunia kerja
-
Value driven
Gen Z punya kemauan yang kuat untuk mandiri dan fokus pada tujuan hidupnya. Banyak dari mereka yang ingin melakukan sesuatu yang selaras, baik dalam nilai dan juga tindakan.
Melansir McCrindle, sebagai values drive generation, Gen Z merasa takut untuk tidak menunjukkan potensi diri mereka secara optimal dan memberikan perbedaan dalam kehidupan mereka.
Sebuah studi menunjukkan bahwa hampir 49 persen Gen Z bakal menerima pekerjaan yang sejalan dengan nilai yang mereka miliki, baik dalam masalah sosial dan lingkungan.
-
Menghargai keberagaman
Gen Z menjadikan keberagaman sebagai tolak ukur dalam memilih tempat kerja. Sebuah studi yang dilakukan Randstad Workmonitor kepada Gen Z di Asia Pasifik, Eropa dan Amerika, sebanyak 41 persen responden tidak akan memilih lingkungan kerja yang tidak memiliki inklusivitas dan keberagaman.
-
Transparansi
Kehadiran internet dalam tumbuh kembang Gen Z membuat mereka telah terbiasa untuk melakukan kroscek terkait informasi yang diterima. Hal tersebut juga membuat Gen Z selalu menginginkan kejelasan atau transparansi, sesuai atau tidak dengan perspektif mereka.
-
Mengutamakan kebahagiaan
Menurut Randstad Workmonitor, Gen Z sangat memprioritaskan kebahagiaan, dan hampir 56 persen responden lebih memilih berhenti bekerja jika pekerjaan tersebut membuat mereka tidak bahagia di lingkungan kerja.
-
Komunikasi secara langsung
Lahir di era internet membuat Gen Z jadi terbiasa berkomunikasi melalui pesan instan dan berkirim pesan teks. Namun, dalam sebuah studi yang dilansir Betterteam menunjukkan, Gen Z cenderung memilih berkomunikasi secara tatap muka langsung atau face-to-face.
Kecenderungan untuk berkomunikasi langsung terjadi dikarenakan Gen Z ingin memahami tujuan komunikasi dengan lebih jelas. Jadi, mereka mengutamakan komunikasi langsung dibandingkan lewat teks yang terkadang sulit untuk ditafsirkan.
-
Ingin selalu berkembang
Generasi Z punya kemauan dan akses informasi yang mudah dalam menggali wawasan. Hal ini membuat mereka ingin selalu berada di lingkungan yang mendukung untuk belajar dan berkembang lebih baik, termasuk di lingkungan kerja.
Dengan memilih dunia kerja yang tepat dan memberikan kesempatan untuk berkembang akan memudahkan Gen Z untuk mencapai potensi diri yang optimal, dan juga menghasilkan kinerja yang maksimal.
-
Fleksibilitas bekerja
Gen Z membawa pandangan segar bagi dunia kerja masa kini, yaitu fleksibilitas. Mereka menyukai akan kebebasan, mampu membuat tujuan dan aspirasi sendiri dalam bekerja, serta menemukan cara untuk menjadi diri sendiri demi menemukan kebahagiaan yang menjadikan mereka lebih adaptif dan efisien dalam bekerja.
Sebagai Gen Z, apakah karakter di atas cocok cocok denganmu?
