Pernahkah kamu merasa tidak kompeten jika dibandingkan dengan rekan kerja yang lain? Hal seperti ini mungkin bukan hanya menjadi masalah pada kemampuan kamu yang tidak setara dengan karyawan lain. Tetapi, merasa tidak yakin dengan kemampuan diri sendiri padahal sudah sesuai yang diharapkan.
Hal tersebut memang sering terjadi di dunia kerja, namun apakah kamu sudah mengenalnya? Masalah yang kamu dan sebagian besar orang rasakan ini dikenal dengan istilah impostor syndrome.
Lalu, apa penyebab dari impostor syndrome? Dan bagaimana cara mengatasinya? Simak ulasan selengkapnya berikut ini, yuk!
Apa itu impostor syndrome?
Impostor syndrome merupakan keadaan psikologis yang menunjukkan perilaku seseorang yang sering meragukan diri sendiri atau tidak merasa pantas meraih pencapaian dan kesuksesannya sendiri. Namun, impostor syndrome bukan merupakan gangguan mental.
Perasaan yang muncul beriringan dengan impostor syndrome bisa seperti kegelisahan, kegugupan, dan penyampaian kalimat-kalimat negatif kepada diri sendiri. Bahkan, impostor syndrome bisa memunculkan gejala depresi dan gangguan kecemasan.
Merasa bukan hasil kerja keras dirinya sendiri. Perasaan-perasaan tersebut juga datang beriringan dengan ketakutan bahwa jati dirinya yang asli akan terlihat, dan ia akan merasa dianggap sebagai penipu oleh orang lain.
Apabila kamu merasa mengalami kondisi yang disebut impostor syndrome di dunia kerja, kamu bukanlah satu-satunya. Hasil penelitian di tahun 2019 mengenai impostor syndrome mencatat bahwa 9 hingga 82 persen pekerja mengalami kondisi psikologis tersebut. Impostor syndrome juga dialami oleh berbagai profesi, mulai dari lulusan kuliah hingga para eksekutif.
Tanda-tanda impostor syndrome
Tanda-tanda bahwa kamu mengalami impostor syndrome adalah:
- Sering meragukan kemampuan diri sendiri
- Sering menghubungkan kesuksesan dan pencapaian diri sendiri dengan faktor eksternal
- Tidak mampu menilai kompetensi dan keterampilan diri secara objektif
- Merasa takut gagal
- Merasa kecewa hingga frustasi ketika tidak mampu memenuhi standar yang ditetapkan sendiri
- Membebani kinerja diri sendiri
- Menyabotase kesuksesan diri sendiri
- Mengejar pencapaian secara berlebihan.
Seseorang yang mengalami impostor syndrome akan memotivasi diri sendiri dan terus bekerja lebih keras hingga memenuhi standar yang ditetapkannya sendiri supaya tidak dianggap penipu oleh orang lain.
Tipe-tipe impostor syndrome
-
The perfectionist
Tipe impostor syndrome perfeksionis ini menggambarkan bahwasannya setiap pekerjaan atau tanggung jawab harus diselesaikan dengan sempurna tanpa ada kesalahan apa pun.
Jika ada satu saja kesalahan, maka seseorang dengan tipe perfeksionis ini akan merasa tidak kompeten di bidangnya. Selain itu, ia juga merasa orang lain punya pemikiran bahwa ia tidak sekompeten yang diharapkan.
-
The expert
Tipe yang satu ini merasa seperti harus menjadi ahli dalam bidang yang ditekuninya. Seseorang yang mengalami situasi ini akan merasa dirinya merupakan seorang penipu karena tidak mengetahui apa yang seharusnya ia kuasai. Jadi, ia merasa dirinya harus belajar secara berlebihan agar bisa menguasai bidangnya.
-
The natural genius
Jika kamu merasa menjadi seorang penipu hanya karena kamu tidak yakin kalau kamu cerdas dan berkompeten, maka kamu termasuk tipe ini.
Pada tipe natural genius ini, kamu merasa harus bisa menjawab, melakukan sesuatu dengan benar atau lama untuk menguasai suatu skill. Jika tidak, kamu merasa menjadi seperti seorang penipu.
-
The soloist
Tipe soloist adalah tipe di mana seseorang merasa menjadi penipu jika ia harus meminta bantuan orang lain untuk meraih suatu pencapaian atau mendapatkan sebuah status. Hal ini terjadi karena kamu merasa tidak bisa mendapatkan sesuatu dengan usahamu sendiri, sehingga kamu pun akhirnya mempertanyakan kemampuan dan kompetensimu.
-
The super person
Super person menunjukkan seseorang harus menjadi individu yang pekerja keras sehingga bisa meraih suatu pencapaian tertinggi. Jika tidak, ia akan merasa dirinya seorang penipu.
Cara mengatasi impostor syndrome
-
Akui perasaan diri sendiri
Mengakui dan mengidentifikasi perasaan yang datang bersamaan dengan impostor syndrome bisa membuat beberapa tujuan seperti:
- Berbicara kepada rekan kerja, mentor atau atasan kamu terkait kesulitan yang kamu alami dapat membantu kamu untuk mendapatkan pengetahuan dan konteks di luar situasi yang kamu alami.
- Berbagai perasaanmu terkait impostor syndrome bisa membuatmu tidak terlalu merasa kewalahan.
- Membuka diri kepada teman kerja mengenai apa yang kamu rasakan, sehingga mendorong mereka untuk melakukan hal yang sama, dan membantu kamu menyadari bahwa kamu tidak sendirian saat mengalami impostor syndrome.
-
Membangun relasi
Sebaiknya hindari perilaku mengerjakan semua pekerjaan sendiri saja. Kamu bisa mengalihkannya dengan meminta bantuan dari rekan kerjamu untuk menciptakan jaringan rekan kerja yang saling mendukung satu sama lain.
Satu hal yang perlu kamu ingat, kamu tidak bisa mencapai semuanya sendirinya, tetapi jaringan yang kamu buat bisa melakukan hal-hal berikut:
- Menawarkan bimbingan dan dukungan
- Memvalidasi kelebihan kamu
- Mendorong upaya kamu untuk berkembang
Berbagi perasaan impostor syndrome juga bisa membantu orang lain untuk merasakan posisi yang kamu alami, sehingga kamu tidak merasa sendirian. Hal ini juga menghadirkan peluang untuk berbagi strategi dalam mengatasi perasaan dan tantangan yang mungkin kamu temui.
-
Tantang keraguan kamu
Ketika perasaan impostor syndrome muncul, tanyakan pada dirimu, apakah ada hal yang mendukung perasaanmu secara objektif. Lalu, carilah hal-hal yang bisa kamu lakukan untuk melawannya.
Sebagai contoh, kamu sedang mempertimbangkan untuk naik jabatan, tetapi kamu tidak yakin apakah kamu mampu untuk memenuhi tanggung jawab dan tugas yang baru.
Hal ini bisa saja terjadi karena kamu melakukan kesalahan kecil dalam tanggung jawab sebelumnya, dan hal tersebut menghantuimu.
Selain itu, bisa juga kamu beranggapan bahwa rekan kerja yang memuji pekerjaanmu, kebanyakan hanya merasa kasihan saja. Akan tetapi, jika kamu menerima dorongan dan validasi dari teman kerjamu terkait pencapaianmu, hal tersebut adalah pertanda baik. Sebab, ini menunjukkan bahwa kamu telah melakukan banyak hal dengan benar dan layak untuk naik jabatan.
-
Hindari membandingkan diri dengan orang lain
Setiap orang tentu memiliki kemampuan yang berbeda dan unik. Kamu yang berada di posisimu saat ini karena seseorang mengetahui bakat dan potensi yang kamu miliki. Mungkin saja kamu tidak unggul dalam setiap hal yang kamu kerjakan, tapi itu bukan berarti kamu harus pandai dalam segala bidang.
Hampir sebagian besar tidak ada orang yang mampu melakukan segalanya dengan baik. Bahkan, ketika ada seseorang yang kamu Yakini mampu menjadi ahli di berbagai bidang yang ditekuninya, bisa jadi kamu tidak tahu cerita di balik kemampuannya. Bisa saja ia sebelumnya mengalami banyak kegagalan, hingga akhirnya mampu mengerjakan berbagai macam hal dengan baik.
Bukan persoalan yang besar jika kamu membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menguasai sesuatu kemampuan. Bahkan, jika teman kerjamu sepertinya sudah menguasai kemampuan itu dalam waktu yang lebih singkat.
Daripada membandingkan pencapaianmu dengan orang lain, lebih baik pertimbangkan untuk mencari cara agar kamu bisa mengembangkan skill yang kamu minati.
Tidak ada salahnya untuk punya standar sendiri dan bekerja keras untuk meraih pencapaian. Namun, kamu juga harus tidak terlena di dalamnya hingga akhirnya mengalami impostor syndrome.