Kesehatan mental sangat penting dan tentu tidak bisa diabaikan oleh semua kalangan, termasuk dalam dunia pekerjaan, khususnya bagi karyawan. Ketika karyawan menunjukkan gejala stres yang berlebihan, perusahaan dapat memberikan kesempatan bagi mereka untuk time off work for stress.
Istilah time off work for stress ini merupakan jenis cuti yang memang diatur secara khusus dan diberikan dengan tujuan untuk memastikan mental health karyawan terjaga. Dengan begitu, penting bagi tim HR untuk memahami apa saja yang menjadi tanda-tanda karyawan membutuhkan cuti ini.
Pengertian “time off work for stress”
Bagi yang belum paham, istilah “time off work for stress” atau yang sering disebut juga sebagai cuti karena stres/kesehatan mental merujuk pada jenis cuti medis yang bisa diminta oleh pekerja saat mereka mengalami dampak fisik atau mental akibat stres, kecemasan, dan depresi.
Sebagai contoh, ketika pandemi beberapa tahun lalu, ada banyak karyawan yang terkena burnout, terutama bagi karyawan yang bekerja jarak jauh. Rasa kelelahan itu terjadi ketika karyawan harus menghadapi tingkat stres yang tinggi dalam waktu yang lama secara terus-menerus.
Hal ini bisa terjadi karena beban kerja yang berlebihan, memiliki lingkungan pekerjaan yang terus-menerus menekannya, atau karena minimnya dukungan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas-tugas mereka.
Pentingnya “time off work for stress”
Kesehatan mental karyawan menjadi aspek manusiawi yang mendasar, dan juga berperan dalam kinerja dan keberlanjutan suatu perusahaan.
Dalam hal ini, pemberian cuti karena stres ini tidak hanya sekadar untuk mental health saja, tetapi juga menjadi strategi dalam mengelola SDM (sumber daya manusia).
Berikut poin-poin penting cuti stres dalam lingkungan kerja.
-
Meningkatkan produktivitas
Karyawan dengan masalah kesehatan mental yang seimbang cenderung tampil lebih baik. Dengan tingkat stres, kecemasan, atau masalah kesehatan mental lainnya yang rendah, mereka bisa meningkatkan fokus dan efisiensi kerja.
Melalui cuti stres ini, perusahaan bisa mendukung karyawannya supaya dapat pulih dan kembali dengan performa terbaiknya.
-
Mengurangi absensi
Perusahaan yang aware dan mendukung terhadap kesehatan mental dapat mengurangi jumlah cuti sakit atau bolos yang dilakukan oleh karyawan. Hal ini tentu membuat tingkat absenteeism bisa dikurangi.
-
Meningkatkan retensi
Karyawan lebih memilih bertahan di perusahaan yang menghargai kesejahteraan mereka. Maka dari itu, dengan departemen HR yang mendukung, kebijakan cuti yang adil, dan pemahaman terhadap hukum cuti medis dapat menciptakan lingkungan dimana karyawan merasa diperhatikan.
Jadi, “time off work for stress” tidak hanya investasi dalam kesehatan mental karyawan saja, melainkan faktor dalam mempertahankan talenta di dalam perusahaan.
Alasan “time off leave for stress”
– Bullying, micro agresi, atau lingkungan kerja yang tidak ramah
Karyawan bisa mengalami tingkat stres yang sulit untuk diatasi ketika merasa tidak aman dan nyaman di lingkungan kerja. Selain itu, lingkungan kerja yang toxic juga berpotensi mengganggu kesejahteraan dan kebahagiaan karyawan.
– Burnout
Karyawan yang memiliki beban kerja berlebihan dan merasa kesulitan untuk memenuhi deadline dapat mengakibatkan stres dan burnout.
Langkah yang tepat untuk menghadapi masalah tersebut adalah dengan memberikan kesempatan cuti stres. Langkah ini bertujuan untuk mencegah kelelahan mental yang berlebihan.
– Lingkungan kerja yang tidak fleksibel
Apabila perusahaan kesulitan untuk beradaptasi dengan perubahan dan memahami harapan karyawan, stres bisa mempengaruhi ke semua lapisan organisasi.
Berikan waktu istirahat pada karyawan untuk membantu mereka dalam beradaptasi dan mengelola tekanan ini.
– Hubungan sulit dengan manajer atau rekan kerja
Adanya konflik interpersonal antara manajer atau rekan kerja bisa membuat lingkungan kerja tidak sehat. Hal ini menjadi salah satu alasan karyawan merasa perlu mengambil cuti untuk mengatasi rasa ketidaknyamanan psikologis mereka.
– Ketidakseimbangan fungsional antara kerja dan kehidupan
Karyawan yang merasa kesulitan untuk memisahkan diri dari pekerjaan setelah bisa menimbulkan gangguan pada keseimbangan hidup. Dengan memberikan kesempatan cuti untuk stres dapat memberikan waktu bagi karyawan untuk merestrukturisasi pola hidup mereka.
– Perlu lebih fokus pada kesehatan dan kesejahteraan karyawan
Perlu diketahui bahwa adanya ketidakpedulian terhadap dukungan kesehatan mental dan kepuasan pada karyawan bisa membuat kasus time off work for stress meningkat. Dengan menyadari dan merespons kebutuhan ini, kita bisa menciptakan budaya perusahaan yang peduli dan mendukung.
Tanda karyawan perlu mengambil time off work for stress
Mengidentifikasi hal-hal yang menunjukkan seorang karyawan membutuhkan cuti stres adalah hal yang penting untuk dilakukan oleh perusahaan.
Perusahaan perlu menerapkan langkah ini supaya bisa memberikan dukungan yang sesuai dan mencegah potensi masalah kesejahteraan mental yang lebih serius lagi. Berikut beberapa indikator yang perlu diperhatikan.
-
Gejala kesehatan mental
Rasa kecemasan dan depresi dapat menimbulkan gejala yang bervariasi hingga gangguan mental yang lebih serius. Gejala emosional bisa mencakup perasaan terlalu terbebani, kekhawatiran yang konstan, atau bahkan perasaan putus asa.
-
Gejala fisik
Stres kronis dapat menimbulkan berbagai gejala fisik, seperti kelelahan, sakit kepala, dan kondisi kesehatan yang lebih serius.
Apabila gejala ini berkaitan langsung dengan stres di tempat kerja, maka hal tersebut bisa menjadi alasan yang cukup untuk mengambil waktu istirahat.
-
Ketidakseimbangan antara kerja dan kehidupan
Kondisi pekerjaan dan kehidupan pribadi yang tidak seimbang secara proporsional dapat memperburuk tingkat stres. Karyawan mungkin merasa bahwa tuntutan pekerjaan telah mengganggu kehidupan pribadi mereka, yang bisa membawanya pada kelelahan mental.
-
Penyebab stres di tempat kerja
Faktor ini dapat melibatkan berbagai hal, mulai dari harapan yang tidak realistis, perlakuan yang tidak adil, beban kerja yang terlalu berat, hingga konflik interpersonal di tempat kerja.
Kita perlu menyadari tanda-tanda ini dan memberikan ruang bagi karyawan untuk cuti stres akan menjadi langkah penting dalam menjaga mental health dan kinerja yang optimal di lingkungan kerja.