Employee Life Cycle
Ilustrasi karyawan di sebuah perusahaan/freepik

Antara Employee Life Cycle dan Perusahaan

Mengelola sumber daya manusia bukan tugas yang mudah untuk dikerjakan. Sebagai tim HRD, kamu perlu melakukan banyak hal, mulai dari pemberian gaji, pengelolaan cuti, penilaian kinerja, dan masih banyak lagi.

Dari berbagai tugas tersebut, ada satu hal yang tidak kalah penting untuk kamu perhatikan, yakni terkait manajemen employee life cycle (ELC). Apa itu employee life cycle? Berikut penjelasan selengkapnya.

Employee life cycle adalah

Employee life cycle merupakan suatu konsep penting dalam manajemen SDM, yang menggambarkan perjalanan seorang pekerja, mulai dari proses perekrutan sampai saat meninggalkan perusahaan.

Bagi tim HR, ELC atau siklus hidup karyawan punya peran penting sebagai kerangka kerja yang terstruktur dalam mengelola karyawan. Dengan peran ELC, HR dapat merencanakan strategi yang sesuai dengan setiap fase dalam perjalanan karyawan.

Tak hanya berfokus pada kebiasaan konsumen, model kerja ini juga dimanfaatkan untuk memvisualisasikan bagaimana cara karyawan terlibat atau menjadi bagian krusial dalam perusahaannya. Namun, setiap pegiat HR sebenarnya wajib memiliki gambaran mengenai siklus ini dengan tujuan supaya mereka dapat merencanakan strategi mengenai keperluan karyawan dengan mudah.

Manfaat employee life cycle bagi perusahaan

  1. Meningkatkan pengalaman karyawan

Dengan memantau setiap tahap dalam siklus kehidupan akan memastikan bahwa kamu bisa menawarkan pengalaman yang luar biasa kepada semua karyawan. Hal ini juga termasuk sebelum, selama, dan setelah mereka bekerja di perusahaanmu.

Apabila berfokus pada life cycle, seharusnya kamu paham bahwa karyawan baru biasanya hadir dengan rasa antusiasme yang tinggi. Tetapi, perlu disadari juga bahwa pemahaman mereka mengenai tanggung jawab yang dimiliki masih kurang baik.

Maka dari itu, para karyawan tentu memerlukan dukunganmu baik dalam cara melakukan pekerjaan mereka maupun cara menunjukkan nilai-nilai dan perilaku yang diharapkan oleh perusahaan.

  1. Meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja perusahaan

Jika dipahami dengan benar, employee life cycle dapat mendorong kamu untuk melakukan perubahan yang akan meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan. Selain itu, hal ini juga bisa membantu kamu mengidentifikasi cara terbaik untuk memotivasi karyawan, baik dengan kompensasi, program pelatihan, atau inisiatif lainnya.

Tak hanya itu, kamu juga bisa menentukan jenis lingkungan kerja yang disukai karyawanmu, sehingga mereka akan selalu merasa nyaman.

  1. Memajukan upaya retensi karyawan

Dengan rancangan employee life cycle yang baik dapat membantu tim HR dalam mempertahankan talenta terbaik perusahaan. Tingkat retensi karyawan baru dapat meningkat hingga 82% dengan memperkuat tahap orientasi dalam life cycle.

Tahapan employee life cycle

Employee life cycle memiliki tahapan-tahapan berbeda dengan peran yang penting tentunya. Setiap karyawan akan melalui setiap tahap secara kronologis. Berikut tahapannya.

Attraction

Tahapan attraction adalah fase di mana perusahan sedang mencoba menggaet kandidat baru yang tertarik dengan lowongan pekerjaan dan misi bisnis. Dalam tahap ini, kamu bisa mempengaruhi perasaan kandidat secara signifikan lewat cara berkomunikasi.

Oleh sebab itu, kamu perlu mempertimbangkan strategi yang dapat menjangkau orang-orang yang memenuhi syarat untuk bekerja di perusahaanmu. Selain itu, kenali juga tipe kandidat yang ingin direkrut, kemudian buat pesan dan gunakan saluran yang akan menempatkanmu tepat di hadapan orang-orang tersebut.

Recruitment

Tahapan ini merupakan fase di mana kamu perlu menemukan orang yang tepat untuk ditarik dalam tim, dan juga memberikan pengalaman yang luar biasa kepada setiap pelamar. Ada beberapa hal yang bisa kamu terapkan dalam mengoptimalkan fase ini, di antaranya:

  • Buat iklan lowongan kerja yang detail dan rapi
  • Pastikan proses aplikasi kerja berjalan dengan singkat dan efektif
  • Terapkan proses seleksi yang efisien dan teliti
  • Manfaatkan seluruh teknologi pendukung yang bisa memudahkan proses rekrutmen
  • Bersikap terbuka terhadap semua kandidat terkait hasil rekrutmen

Onboarding

Onboarding merupakan proses orientasi karyawan baru dalam membantu mereka mengenal cara kerja tim dan peran mereka dalam perusahaan. Tahapan dari employee life cycle ini juga kerap dianggap sebagai pondasi dari hubungan atasan dan karyawan. Oleh karena itu, prosesnya harus berjalan sesuai dengan kebutuhan setiap karyawan.

Tahapan ini memiliki tujuan agar karyawan memiliki pemahaman yang kuat tentang hal-hal yang perlu mereka lakukan agar sukses di perusahaan. Onboarding juga harus berkelanjutan, di mana para karyawan baru selalu menerima dukungan dan bimbingan walaupun sudah beralih ke dalam peran mereka masing-masing.

Retention

Retensi adalah salah satu tahapan terpanjang dari employee life cycle. Sebagai HR, kamu perlu melibatkan karyawan supaya mereka mampu menunjukkan performa terbaiknya. Langkah ini juga mendorong karyawan untuk dapat menjaga keterlibatannya. Berikut ada 3 elemen yang wajib kamu terapkan.

  • Teknologi: Orang-orang yang merasa didukung dengan teknologi di tempat kerjanya 230% lebih terlibat dan 85 persen lebih kecil kemungkinannya untuk berhenti bekerja.
  • Budaya kerja: Budaya yang kamu ciptakan akan membentuk cara karyawan dalam berinteraksi satu sama lain. itulah alasan mengapa budaya perusahaan wajib inklusif.
  • Ruang fisik: Perusahaan harus bisa melakukan pendekatan kepada mereka secara fleksibel terhadap ruang fisik (Kantor atau WFH). Karena, hal kecil seperti ini bisa berdampak pada produktivitas dan kesejahteraan karyawan.

Development

Development (perkembangan) dan retensi karyawan memiliki kaitan yang erat. Biasanya, karyawan akan keluar apabila mereka merasa terjebak dalam peran yang tidak memberikan mereka peluang untuk berkembang.

Bahkan, kurangnya perkembangan dan kemajuan karir menjadi salah satu alasan utama karyawan berhenti dari pekerjaannya selama periode pasca-pandemi. Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk memahami kelebihan karyawan dan memanfaatkannya dengan baik. Namun, jika dirasa kemampuannya dapat ditingkatkan, maka berikanlah mereka banyak peluang pembelajaran dan pengembangan.

Offboarding

Sebenarnya, fase dalam tahapan memiliki dua tujuan, namun, di satu sisi, fase ini dimaksudkan untuk membantu perusahaan menjadi lebih bijak dalam upaya perekrutan dan pengalaman karyawan. Di sisi lain, ia bisa membentuk kesan penting terakhir yang dimiliki karyawan terhadap perusahaan dan citra yang bakal mereka tampilkan di dunia luar.

Happy leavers

Happy leavers ini bisa kamu anggap juga sebagai karyawan yang akhirnya keluar, tetapi dengan kesan yang baik. Namun, jika kamu ingin mempertahankan mereka, atau ingin menggunakan jasa mereka sebagai sumber daya di masa mendatang, kamu perlu memperlakukan mereka dengan tepat sepanjang siklus hidup.