Apakah kamu pernah berada dalam momen di mana kamu telah melakukan semuanya untuk tim, tetapi mereka justru hampir tidak melakukan apapun? Alih-alih mencoba melindungi tim dari berbagai masalah di kantor, namun kamu malah mendapat tekanan dari banyak pihak. Jika kamu pernah mengalami hal tersebut, maka kamu adalah seorang umbrella manager.
Istilah umbrella manager ini merujuk pada pemimpin atau manajer yang terlalu banyak mengambil tanggung jawab dan melindungi tim mereka dari berbagai tantangan. Hal tersebut terkesan seperti memayungi kelompoknya supaya terhindar dari kesusahan.
Apa itu umbrella management?
Umbrella management merupakan model kepemimpinan yang menggambarkan seorang pemimpin melindungi tim mereka dari situasi sulit dan masalah yang dihadapi. Para manajer ini bahkan sering mengambil alih pekerjaan dan keputusan yang menjadi akuntabilitas timnya.
Selain itu, mereka juga terkadang menghindari konfrontasi dan feedback konstruktif, karena takut akan berdampak pada semangat kerja tim mereka. Niatnya memang baik, namun kebiasaan ini juga bisa memberikan konsekuensi negatif bagi diri mereka sendiri, tim, dan organisasi secara keseluruhan.
Faktor-faktor penyebab
-
Tidak percaya pada tim
Pimpinan dari umbrella management seringkali memiliki rasa kepercayaan yang rendah akan kapabilitas timnya. Mereka merasa tidak yakin timnya bisa menangani masalah secara mandiri, dan khawatir akan timbul kesalahan yang bakal merusak reputasi atau hubungan dengan stakeholders.
Selain itu, perusahaan dengan target dan harapan yang tinggi juga membuat umbrella boss merasa bertanggung jawab atas hasil kerja timnya. Mereka ingin memastikan bahwa semuanya berjalan dengan baik.
-
Ingin memiliki kontrol penuh terhadap pekerjaan
Beberapa kasus lainnya, umbrella manager punya kecenderungan ingin memegang kendali penuh terhadap pekerjaan dan seluruh proses yang mempengaruhi tim. Hal ini mungkin dapat terjadi karena mereka berpikir bahwa mereka bisa melakukan pekerjaan lebih baik dan lebih cepat ketimbang anggota tim. Tak hanya itu, mereka dapat mencegah kesalahan atau konflik dengan mengambil alih tugas atau keputusan.
-
Toleransi yang rendah terhadap risiko
Umbre manager sejatinya tidak menaruh toleransi terhadap risiko dan ketidakpastian. Hal inilah yang akhirnya membuat mereka cenderung menghindari dampak negatif atau umpan balik yang buruk dari atasan, atau stakeholders lain. Mereka melakukan ini dengan alasan untuk melindungi tim dari kritik dan kesalahan yang mungkin muncul dari kesalahan mereka.
Dampak negatif yang ditimbulkan
– Menghambat perkembangan tim
Umbrella management dapat menimbulkan dampak negatif, salah satunya adalah anggota tim tidak punya peluang untuk mengembangkan keterampilan dan semakin mandiri, jika manajer mengambil alih pekerjaan mereka.
Akibat terbiasa dengan ketergantungan pada manajer untuk berbagai arahan dan pengambilan keputusan, potensi pertumbuhan anggota tim pun menjadi terlambat. Hal ini mengakibatkan anggota tim jadi tidak termotivasi dan tidak ingin terlibat. Mereka merasa bahwa kontribusi dan kemampuan mereka tidak diapresiasi.
– Budaya kerja tidak akuntabel
Apabila manajer selalu turun tangan dalam mengambil keputusan atau memperbaiki kesalahan, anggota tim akhirnya akan merasa bahwa mereka tidak memiliki tanggung jawab penuh terhadap hasil kerja mereka. Budaya seperti ini akan menciptakan kurangnya sense of ownership dan tanggung jawab, bahkan bisa berpotensi merusak kinerja dan produktivitas tim.
– Moral dan kepuasan kerja menurun
Dampak dari umbrella management juga bisa menimbulkan frustasi dan kekecewaan di dalam anggota tim. Mereka merasa ide dan kontribusi mereka kurang diakui, sehingga moral dan kepuasan kerjanya menurun. Selain itu, hal ini bisa mengakibatkan turnover yang tinggi, karena anggota tim memilih untuk bekerja di lingkungan yang lebih menghargai kontribusinya.
– Kemampuan problem–solving tim dilemahkan
Umbrella manager dengan kebiasaannya untuk ikut campur dapat menghambat kemampuan tim dalam menyelesaikan masalah secara mandiri. Sebab, setiap situasi yang dihadapi oleh manajer, anggota tim tidak memiliki keterampilan yang diperlukan untuk menemukan solusi.
Tim yang terlalu bergantung pada manajernya bisa menyebabkan kurangnya resiliensi. Pada akhirnya, tim tidak bisa beradaptasi dengan tantangan baru, sehingga efektivitas kinerja mereka pun jadi terbatas.
Cara mengatasi dan mencegah
-
Ubah pola pikir
Siapa yang bisa mencegah peran umbrella manager? Kamu harus menghadapi ketakutanmu secara langsung. Jadi, kamu perlu mempertimbangkan apakah keyakinan dasar yang mengarahkan tindakan saat ini adalah akar dari naluri “perlindungan”.
Selain itu, kamu juga harus berasumsi bahwa anggota tim kamu mampu memecahkan masalah tanpa ada campur tangan langsung. Memberdayakan tim dengan menaruh kepercayaan pada kemampuan mereka adalah kunci untuk mengatasi umbrella management.
-
Mengatasi rintangan singkat demi keuntungan jangka panjang
Dengan memberi kesempatan pada tim kamu untuk merasakan kegagalan dan belajar dari diri sendiri merupakan pendekatan yang efektif untuk mendorong pertumbuhan jangka panjang. Menjadi seorang manajer lebih dari sekadar memastikan hasil yang baik dalam segala situasi.
-
Bersandar pada kemampuan kepemimpinan
Seiring berkembangnya kamu sebagai pemimpin, pengetahuan fungsional pribadi akan menjadi tidak relevan dibandingkan dengan keterampilan kepemimpinan. Banyak manajer di luar sana yang menghadapi tantangan dalam menghadapi perubahan identitas ini.
-
Kuatkan tim
Tips mengatasi umbrella management yang terakhir bisa dengan membantu tim dalam mengembangkan opsi untuk mengatasi tantangan, baik teknis maupun antarpribadi. Langkah ini melibatkan membangun lingkungan yang mendorong eksperimen dan pertumbuhan.
Di samping itu, mempunyai pola pikir solutif dan optimis dalam menghadapi masalah merupakan kunci untuk menjadi pemimpin yang efektif.